BAB I
PENDAHULUAN
Dalam konteks peradaban, islam mampu menampilkan peradaban
baru yang esensinya berbeda dengan peradaban sebelumnya. Peradaban yang
ditinggalkan nabi Muhammad ini misalnya, sangatlah berbeda dengan peradaban
Arab pada masa jahiliyah. Dengan demikian, islam telah melahirkan revolusi
kebudayaan dan peradaban. Peradaban islam berkembang sangat maju dalam
percaturan peradaban dunia bahkan jauh sebelum kebangkitan Eropa, sehingga
muncullah kawasan-kawasan pusat peradaban islam yang masing-masing memiliki
karakteristik sesuai dengan kondisi sosial budaya dan politik yang
mendukungnya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang pusat-pusat
peradaban di dunia islam yang meliputi wilayah Makkah, Madinah, Baghdad dan
Kairo.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makkah
Makkah menjadi tempat yang bersejarah bagi kalangan muslim,
bukan hanya karena ia menjadi tempat kelahiran Muhammad SAW. Ia juga menjadi
sangat istimewa, karena disitulah wahyu pertama diturunkan.[1][1]
Kota Mekkah
terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah,
kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah. Kota
ini merupakan lembah sempit yang dikelilingi gunung gunung dengan bangunan
Ka'bah sebagai pusatnya.
Sejarah
Ditinjau
dari sejarahnya, perkembangan kota Mekkah tidak terlepas dari keberadaan Nabi Ismail
dan Hajar
sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim
atas perintah Allah. Pada
perkembangannya muncul orang orang Jurhum yang akhirnya
tinggal di sana. Pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy
yang merupakan kabilah atau suku yang
utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku
ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan pada masa itu aktivitas dagang
mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah Quraisy adalah Qussai
yang dilanjutkan oleh Abdul Muthalib.
Pada tahun 571, Nabi Muhammad keturunan langsung dari Nabi Ismail serta
Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari
Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam
kegelapan pemikiran (Jahilliyah) sehingga berpindah ke Madinah.
Setelah Madinah berkembang, akhirnya nabi Muhammad kembali ke Mekkah dalam misi
membebaskan kota Mekkah yang dikenal dengan (Fathul Makkah).[2][2]
Pada masa selanjutnya Mekkah berada di bawah administrasi
Khulafaur Rasyidin yang berpusat di Madinah,
serta para Khalifah
yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Bagdad (Dinasti
Abbasiyah)
dan Turki
(Usmaniyah). Kemudian setelah hancurnya
sistem kekhalifahan, kota ini disatukan di bawah pemerintahan Arab Saudi
oleh Abdul Aziz bin Saud.[3][3]
Makkah sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan Agama Islam
Makkah
menjadi pusat kajian ilmu-ilmu keagamaan, khususnya pusat kajian ilmu hadis dan
fiqh.[4][4] Para ulama
Mujtahidin, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Syafi’i dan Ibnu Hanbal,
Ibnu Qayyim, Imam Nawawi, Ibnu Hajar al-Haitami, Ibnu Hajar al-Asqalani serta
banyak lagi ulama’ besar lainnya, pernah mengenyam pendidikan di Makkah.[5][5] Sebagai pusat
agama islam kota ini
memiliki pusat-pusat
pendidikan dan pengajaran agama Islam. Pendidikan formal telah mulai
dikembangkan sejak akhir periode Utsmani perlahan terus sampai kemudian
pada tahun 1912, Muhammad Ali Zaynal Ridha, seorang pedagang dari Jeddah,
mendirikan Madrasah al-Falah di Mekkah. Sampai pada tahun 2005, di Mekkah
terdapat 532 sekolah umum untuk pria dan 681 sekolah umum untuk siswa
perempuan.
Sedangkan
perguruan tinggi pertama kali didirikan di kota ini adalah sekitar tahun 1949,
dengan nama Kulliyyat al-Shar'ía, yang kemudian menjadi Fakultas
Shar'iah dari Universitas King Abdul Aziz yang berada di Jeddah.[6][6]
Seni Bangunan yang Terkenal di Kota Makkah
Kota ini menjadi tujuan utama kaum muslimin dalam
menunaikan ibadah haji, dimana pada kota ini terdapat
sebuah bangunan utama yang bernama Masjidil
Haram dengan Ka'bah di dalamnya. Masjidil Haram merupakan masjid yang terletak di Kota
Makkah Al Mukharamah, yang dibangun mengelilingi Ka'bah,
yang menjadi arah kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Selain
itu di masjid inilah salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan umat
Islam yaitu tawaf, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.[7][7] Sebagai kota
suci umat Islam,
berdasarkan hukum yang berlaku di Arab Saudi, bagi Non-Muslim tidak diijinkan
memasuki kota Mekkah ini.[8][8]
B. Madinah
Madinah merupakan salah satu propinsi Arab Saudi. Kota ini terletak di pantai barat
laut merah, terletak 600 km di sebelah utara kota Makkah.[9][9]
Madinah merupakan kota suci kedua dalam islam setelah Makkah dimana Nabi
Muhammad SAW membentuk sebuah negara dan dimakamkan di kota ini.
Sejarah
Pada masa sebelum Islam berkembang,
kota Madinah bernama Yatsrib, yang dikenal sebagai pusat perdagangan.
Kebanyakan penduduknya merupakan keturunan Aramaik yang menganut agama Yahudi.[10][10] Kemudian
ketika datang Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota
ini diganti namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai
beliau wafat dan dimakamkan di sana. Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan
sebagai penerus Nabi Muhammad. Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota
ini yakni Abu Bakar,
Umar bin
Khattab, dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi
gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak.
Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah,
maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah kepada bani Abassiyah,
pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad. Kini Madinah bersama kota suci Mekkah berada di bawah
pemerintahan kerajaan Arab Saudi.[11][11]
Madinah Pusat Pendidikan Islam
Selain
dikenal sebagai kota perkembangan islam, Madinah juga merupakan pusat
pendidikan islam sejak masa Nabi Muhammad Saw. Banyak ulama dan cendekiawan
islam yang muncul dari Madinah, di antaranya
Imam Malik.[12][12] Masjid
Nabawi menjadi salah satu pusat pendidikan agama dari zaman nabi hingga
sekarang. Perguruan tinggi yang terkenal di Madinah yaitu Medina Islamic
University dan Thaiba University. Kedua Universitas ini menyediakan
jurusan-jurusan keagamaan, seperti dakwah, syari’ah dan ushuludin. Selain itu
juga terdapat lembaga pendidikan yang memiliki perhatian khusus terhadap Qur’an
dan Hadis yang bertujuan untuk melahirkan ahli-ahli tafsir dan ahli hadis.[13][13]
Bangunan yang Terkenal di Kota Madinah
Madinah
merupakan kota dimana berdiri tiga masjid tertua dalam islam, yaitu Masjid
Nabawi, Masjid Quba dan Masjid al-Qiblatain. Karena kebijakan agama pemerintah
Saudi dan kekhawatiran bahwa tempat-tempat bersejarah dapat menjadi fokus bagi
penyembahan berhala, banyak warisan Islam fisik Madinah telah dihancurkan sejak
awal pemerintahan Saudi. Wahhabisme Saudi adalah memusuhi setiap penghormatan yang
diberikan tempat bersejarah penting karena takut bahwa hal itu dapat
menimbulkan 'syirik'. Sebagai akibatnya, di bawah
pemerintahan Saudi, Madinah telah menderita kerusakanwarisan fisik termasuk
kehilangan banyak bangunan yang berusia lebih dari seribu tahun. Kritik ini
digambarkan sebagai "vandalisme Saudi" dan menyatakan bahwa di
Madinah dan Mekah selama dalam 50 tahun terakhir 300 situs bersejarah yang
terkait dengan Muhammad, keluarganya atau sahabat telah hilang. Di Madinah,
contoh situs-situs bersejarah yang dihancurkan adalah Masjid Salman al-Farsi,
Masjid Raj'at ash-Shams, pemakaman Jannat al-Baqi, dan rumah Muhammad.[14][14]
C. Baghdad
Baghdad adalah ibukota Irak dan provinsi
Baghdad. Baghdad adalah kota terbesar kedua di Asia Barat Daya setelah Teheran[15][15]. Baghdad
berada diantara Sungai Tigris dan Sungai Eufrat.
Sejarah
Kota ini dihuni oleh umat manusia sejak 4000 SM. Dahulu,
kota tersebut menjadi bagian dari Babylonia kuno. Dan, sejak tahun 600 hingga
500 SM, secara bergantian dikuasai oleh Persia, Yunani, dan Romawi. Kata
"baghdad" itu sendiri berarti "taman keadilan".
Pentingnya Kota Baghdad menarik perhatian khalifah kedua,
Umar bin Khatthab RA. Maka, diutuslah seorang sahabat bernama Saad bin Abi
Waqqas untuk menaklukkan kota itu. Singkat cerita, penduduk setempat menerima
agama Islam dengan sangat baik hingga agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini
dipeluk oleh mayoritas masyarakat Baghdad.
Dinasti Abbasiyah-lah yang kemudian membangun Kota
Baghdad menjadi salah satu kota metropolitan di era keemasan Islam.
Pembangunannya diprakarsai oleh Khalifah Abu Jafar Al-Mansur (754-775 M), yang
memindahkan pusat pemerintahan Islam dari Damaskus ke Baghdad. Khalifah kedua
dari Dinasti Abbasiyah itu, pada 762 M, menyulap kota kecil Baghdad menjadi
sebuah kota baru yang megah.
Pemilihan Baghdad sebagai pusat pemerintahan Dinasti
Abbasiyah didasarkan pada berbagai pertimbangan, seperti politik, keamanan,
sosial, serta geografis. Damaskus, Kufah, dan Basrah yang lebih dulu berkembang
tak dijadikan pilihan lantaran di kota-kota itu masih banyak berkeliaran lawan
politik Dinasti Abbasiyah, yakni Dinasti Umayyah yang baru dikalahkan[16][16].
Dalam pembangunan kota Baghdad khalifah mempekerjakan
ahli bangunan, terdiri dari arsitektur,
tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat yang kesemuanya didatangkan
dari Syria, Mosul, Bashrah dan Kufah yang berjumlah sekitar 100.000 orang[17][17].
Pembangunan yang menguras tenaga dan biaya yang banyak mampu menyulap Baghdad
menjadi kota yang indah dan megah yang sarat filosofis.
Baghdad pusat peradaban dan pusat ilmu
pengetahuan dunia
Sejarah dan berbagai legenda menyebutkan bahwa zaman
keemasan Baghdad terjadi selama masa kekhalifahan Harun al- Rasyid (786-809).
Baghdad saat itu menjadi saingan satu-satunya bagi Bizantium. Kejayaannya
berjalan seiring dengan kemakmuran kerajaan, terutama ibu kotanya. Saat itulah
Baghdad menjadi “kota tiada bandingannya di seluruh dunia”[18][18].
Baghdad dalam masa ini menjadi tonggak masa keemasan
dalam sejarah islam. Dalam jaman itulah islam berkembang menjadi kebudayaan
dunia. Seni, ilmu dan filsafat dari Iran, India, dan Yunani diselidiki,
diterjemahkan dan diolah untuk kemudian dikembangkan sebagai hasil peradaban
islam[19][19].
Tak heran jika Philip K Hitti dalam Capital Cities of
Arab Islam menyebut Baghdad sebagai kota intelektual. Karena, di sana lahir
banyak intelektual Muslim agung yang mengembangkan ilmu pengetahuan, seperti
bidang kedokteran, kimia, fisika, biologi, matematika, astronomi, astrologi,
farmakolo-gi, gaografi, filsafat, historiografi, sastra, seni, tafsir, hadis,
fikih, teologi, bahasa, dan tasawuf.
Baghdad
dijadikan sebagai ibukota kerajaan semasa pemerintahan Khalifah Islam Bani
Abbasiyah. Bersilih ganti Khalifah sebagai pemerintah tertinggi dan di masa
pemerintahan Khalifah Muhammad Abdul Aziz dan Harun Al Rasyid telah berhasil
membawa Baghdad menjadi kota yang makmur, agung dan ternama. Inilah zaman keagungan atau zaman keemasan Baghdad
sehingga menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan dunia Islam yang ulung.
Baghdad bertambah hebat ketika diperintah oleh Khalifah
Al Ma'mun, sehingga menjadikan Kota Baghdad sebagai kota seni literatur,
teologi, filosofi, matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya sebagai faktor
kejayaan di kota Baghdad. Pada masa Al-Ma’mun Baghdad memiliki perpustakaan
yang dipenuhi dengan kitab-kitab ilmu pengetahuan. Perustakaan tersebut bernama
Perpustakaan Baitul Hikmah.
Pada masa Abbasiyah, di kota Baghdad juga berdiri akademi
dan sekolah tinggi. Perguruan tinggi yang terkenal adalah perguruan an
Nizhamiyah, didirikan oleh Nizamul Mulk (5 H) dan Perguruan Al Muntashir Billah
(abad 7 H)
Dari baghdad lahir karya-karya sastra yang indah.
Diantaranya adalah Alfu Lailah wa Lailah (1001 malam). Dari kota ini
lahir para ilmuwan, ulama, filsif, dan sastrawan terkenal, diantaranya : Al
khawarizmi (tokoh astronomi dan matematika, penemu ilmu Aljabar), Al-Kindi
(Filsuf Arab pertama), Imam al-Ghazali (ilmuwan dan ulama ternama).
Kemajuan Baghdad di bidang ilmu pengetahuan tersebut
berpengaruh besar pada kota-kota Islam lainnya, seperti Kairo, Basrah, Kufah,
Damaskus, Samarkand, Bukhara, dan Khurasan (kini Iran). Para pelajar dari
kota-kota itu berdatangan ke Baghdad untuk menuntut ilmu.
Era Keemasan Dinasti Abbasiyah juga mencatat
penemuan-penemuan dan inovasi penting yang sangat berarti bagi manusia. Salah
satu diantaranya adalah pengembangan teknologi pembuatan kertas. Kertas yang
pertama kali ditemukan dan digunakan dengan sangat terbatas oleh bangsa China
berhasil dikembangkan oleh umat Muslim Era Abbasiyah, setelah teknologi
pembuatannya dipelajari melalui para tawanan perang dari Cina yang berhasil
ditangkap setelah meletusnya Perang Talas.
Setelah itu kaum Muslim berhasil mengembangkan teknologi
pembuatan kertas tersebut dan mendirikan pabrik kertas di Samarkand dan Baghdad.
Hingga pada tahun 900 M di Baghdad terdapat ratusan percetakan yang
mempekerjakan para tukang tulis dan penjilid untuk membuat buku.
Perpustakaan-perpustakaan umum saat itu mulai bermunculan, termasuk
perpustakaan peminjaman buku pertama sepanjang sejarah. Dari Baghdad teknologi
pembuatan kertas kemudian menyebar hingga Fez dan akhirnya masuk ke Eropa
melalui Andalusia pada abad 13M.
Kejayaan kota itu berakhir ketika dihancurkan oleh bangsa
Mongol di bawah komando Hulagu Khan dari Asia Tengah. Itu terjadi pada tahun
1258 M.
Seluruh kekayaan kota, mulai dari bangunan istana,
lembaga pendidikan, rumah sakit, masjid, rumah penduduk, hingga buku-buku di
perpustakaan dihancurkan. Berselang seabad kemudian, Baghdad kembali diserang
oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk (1336-1405 M). Sejak saat itu,
kota ini secara bergantian dikuasai oleh Persia, Turki, dan Inggris.
Bangunan yang terkenal
Pada era Hārūn
al-Rashīd (170-194 H) para cendekiawan dan ilmuwan semakin banyak yang berdiam
di Baghdad. Sang Khalifah-pun mendirikan Bayt al-Hikmah, baiknya sebuah akademi ilmiah yang menjadi
pusat aktivitas keilmuan mulai dari penelitian penerjemahan sekaligus
perpustakaan. Lembaga ini kemudian dikembangkan oleh Al-Ma’mūn dan mencapai
puncaknya pada masa itu dibawah tanggungjawab Hunayn Ibn Ishāq.
Al-Ma’mun juga menambahkan bangunan khusus sebagai sebuah observatorium untuk
penelitian astronomi ke Bayt al-Hikmah.
Bayt
al-Hikmah-pun menjelma
sebagai pusat kegiatan intelektual yang tidak tertandingi dimana penelitian
ilmu-ilmu sosial maupun sains, meliputi metematika, astronomi, kedokteran,
kimia, zoologi, geografi dan lain-lain dilakukan. Melalui lembaga ini pula
berbagai buku penting (ummahāt al-kutub) warisan peradaban pra-Islam (Persia, India dan
Yunani) diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab, seperti buku – buku Pythagoras, Plato, Aristoteles, Hippocrates, Euclid, Plotinus, Galen, Sushruta, Charaka, Aryabhatamaupun Brahmagupta.
Maka tidak heran jika Philip K. Hitti menyatakan bahwa Bayt al-Hikmah merupakan lembaga keilmuan paling penting yang pernah dibangun peradaban
manusia setelah Perpustakaan Alexandria yang didirikan
sekitar paruh pertama abad ketiga sebelum Masehi. Dengan gerakan penerjemahan
ini Baghdad menjadi sebuah kota yang mengoleksi berbagai karya keilmuan yang
sangat agung[20][20].
Diantara
kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa Khalifah Dinasi
Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk bangunan istana,
masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang dipakai dalam
pembanguanan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul dzahabi, dan
Qashrul Khuldi, sementara bangunan kota seperti pembangunan kota Baghdad,
Samarra dan lain-lainnya.
Khalifah Al-Mustanshir membangun Mustanseriya
College terkenal di 1232. Ini dianggap sebagai perguruan tinggi
universitas pertama di dunia Arab-Islam, bersama dengan perumahan perpustakaan
universitas besar volume 80.000[21][21].
D. Kairo
Kairo adalah kota kontras, dengan
pencakar-pencakar langit modern berdampingan dengan bangunan-bangunan Romawi
kuno, pemakaman dari para Khalifah, benteng-benteng dan 260 buah masjid. Kairo,
ibukota Mesir modern, terletak di atas sungai Nil.
Sejarah
Khalifah Muiz
segera mendirikan kota Kairo pada tahun 359 H. Kota ini dibangun diatas
sebidang tanah seluas 170 ha. Dikelilingi oleh pagar batu bata yang berbentuk
bujur sangkar dengan panjang sisinya 1200 yard.
Sejarah
kota Kairo bermula dari penaklukan Islam atas Mesir oleh Amru bin Ash pada
tahun 21 H. Sudah menjadi tradisi kaum muslimin untuk membangun ibu kota baru
untuk setiap daerah yang mereka taklukan. Letak ibu kota itu mereka sesuaikan
dengan kepentingan Islam.
Amru bin
Ash telah mendirikan kota Fusthath yang terletak disebelah utara benteng
Babilion, tempat utara Amru bin Ash mendirikan kemah untuk pertama kali.
Setelah pemeritah Islam berpindah ke dinasti Bani Abbas, mereka mendirikan
ibukota baru yang terletak di arah timur laut dari kota Fusthath dan mereka namai dengan Al-Hamra’ Al Qushwa.
Setelah
itu, Fadal bin Saleh mendirikan kota Askar. Hari demi hari kota tersebut
semakin besar dan akhirnya menyatu dengan kota Fusthat. Pada tahun 256
H.Ahmad bin Thouloun pun membangun kota Qatha’i yang penataanya mirip dengan kota Samara[22][22].
Bangunan bersejarah Kairo
Belakangan,
Kairo dikuasai oleh dinasti Fatimiah. Jauhar Shaqali, panglima perang Sejak
awal, Kairo terkenal dengan keindahan bangunan-bangunannya. Pemerintahan
dinasti Fatimiah, Ayubiah dan Mamalik, silih berganti membangunnya dengan
arsitek yang paling bagus.
Sepanjang
sejarah, kota Kairo terus mengalami perluasan dan pembangunan, terutama pada
masa pemerintahan sultan Salahuddin Al-Ayubi. Di antara monumen Islam yang ada
di Kairo adalah mesjid jami’ Amru bin Ash dan mesjid Al Azhar. Kairo, kota
Afrika pertama yang dimasuki Islam ini. Sepanjang sejarah terkenal dengan
banyak mesjid, hingga biasa dijuluki dengan kota seribu menara. Disitu juga
banyak dibangun pasar, rumah sakit, taman, perpustakaan dan madrasah-madrasah
lama, terutama pada masa Salahuddin.
Bangunan
penting lain di bagian kota adalah: Hakimova masjid, madrasah dan makam Sultan
Ghaurího, sejarah Mamluk House Beit Suhaj dan paling terkenal Kairo Al-Azhar
Masjid. masjid ini dibangun pada 970 Pada 988 saat masjid didirikan
universitas. Ini adalah universitas tertua yang masih berfungsi di dunia. Di
jantung Kairo Islam adalah Afrika bazaar terbesar Bazaar Khan Al-Khalili. Di
ujung utara yang merupakan sisa-sisa pasar utama 1382 Islam Cairo Pada tahun
1979 UNESCO World Heritage List. Na Mukkatám bukit terdapat sebuah benteng
benteng luas, yang didirikan pada 1176 Di paruh kedua 19 benteng abad ke markas
besar para penguasa Mesir. Karya yang paling menarik adalah masjid alabaster
Benteng itu, Masjid Sultan an-Nasir Muhammad Masjid Sulaiman.
Dalšími tempat menarik di Kairo adalah sebuah situs
arkeologi dari Heliopolis, Cairo Tower, Selatan Kota Mati, kota mati Utara,
kota atau Koptik Masjid Ibnu Tulúnova. Menara Kairo adalah 186 m TV menara
tinggi dan observasi. Menara ini mengambil bentuk sebuah bunga teratai[23][23]. Selatan Kota
Mati awalnya kuburan. bangunan lokal adalah monumen tertua dari Kairo 11 untuk
13 abad. Paling menarik adalah masjid dengan makam Sayyid Nafis khalifah, makam
penguasa Mesir, daerah masjid al-Cush Bass atau makam Imam abu-Šáfi'a. Dasar
mati Utara terdiri dari tiga kompleks, yang terkubur Sultan malúčtí. Triwulan
Kristen Koptik kota adalah di lapangan benteng mantan Babel. Kami menemukan
Biara Yunani St. George dan Gereja Perawan Maria, Vol. Dan St Barbara. Sergio.
Di Mesir Koptik adalah sinagog tertua Ben Ezra. Didirikan pada tahun 827 Ibnu
Tulúnova masjid tertua di Kairo berfungsi masjid. Itu dibangun antara 876 dan
879
Kairo dan perkembangan keilmuan
Kairo
juga banyak menghasilkan tokoh-tokoh ilmuan terkenal dalam berbagai bidang.
Dalam bidang hukum Islam terkenal Imam Syafi’i, Imam mazhad fikih terbesar,
Lais bin Saad, imam penduduk Mesir dan Abul Qasim Abdurrahman bin Abdullah, ahli sejarah, ilmu
pengetahuan dan hadis.
Dalam
bidang linnguistik Arab terkenal Jalaluddin As-Suyuti yang terkenal dalam ilmu
hadis, tafsir dan ilmu Alquran, Ibnu mandhur, pengarang kamus Lisanul Arab,
Az-zubaidi, pengarang kamus Tajul Arus, Al-Maqrizi, Ibnu Hisyam, Ibnu Hajar dan
lain-lain.
Dalam
bidang kedokteran terkenal Daud Al-Inthaki dan muwaffaquddin Abu nasr yang
terkenal dengan Ibnu Ain Az-zirbi. Banyak juga muncul ilmuwan dalam bidang ilmu
pasti dan alam. Seperti Ibnu Haisam dan Ibnu Tunus[24][24].
BAB III
KESIMPULAN
Peradaban islam
pernah berjaya pada kota-kota yang dibahas di atas merupakan bukti kajayaan
islam yang pernah terjadi pada masa keemasan islam. Kota-kota yang telah
diterangkan di atas merupakan sedikit dari banyaknya kota-kota islam yang
maju dari bukti kejayaan islam. Makkah
dan Madinah terbukti menjadi tonggak peradaban pada masa Nabi Muhammad Saw dan
khulafaur rasyidin. Sementara di baghdad, islam mencapai puncak keemasan
peradaban baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun ilmu agama dan sosial budaya.
Sementara di Kairo menjadi bukti betapa kuatnya perbentengan islam dalam
memepertahankan kekuasaannya dan kairo sebagai pusat pendidikan islam sekaligus
dikenal sebagai negeri seribu menara. Oleh karena itu jika ditanya kota manakah yang paling
menonjol maka jawabannya adalah setiap kota memiliki keunggulan masing-masing
di masa kejayaannya masing-masing.
Berikut ini adalah beberapa karakter
dari kota-kota pusat peradaban islam; Makkah, Madinah, Baghdad dan Kairo.
1.
Makkah
a. Makkah merupakan kota lahirnya agama
islam dan tempat turunnya wahyu pertama.
b.
Makkah merupakan pusat ilmu
pengetahuan agama islam.
Makkah
menjadi pusat kajian ilmu-ilmu keagamaan, khususnya pusat kajian ilmu hadis dan
fiqh. Para ulama Mujtahidin, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Syafi’i
dan Ibnu Hanbal, Ibnu Qayyim, Imam Nawawi, Ibnu Hajar al-Haitami, Ibnu Hajar
al-Asqalani. Perguruan tinggi pertama kali didirikan di kota ini
adalah sekitar tahun 1949, dengan nama Kulliyyat al-Shar'ía, yang
kemudian menjadi Fakultas Shar'iah dari Universitas King Abdul Aziz yang berada
di Jeddah.
c. Di Makkah terdapat Masjidil Haram
dengan bangunan ka’bah di dalamnya.
d.
Di zaman modern ini, di kota Makkah, berdasarkan hukum yang berlaku di
Arab Saudi, bagi non-muslim tidak diijinkan masuk.
2.
Madinah
a. Madinah adalah tempat pertama kali
nabi Muhammad hijrah dan mendirikan sebuah negara.
b. Madinah juga merupakan pusat
pendidikan agama islam sebagaimana Makkah.
Madinah
juga merupakan pusat pendidikan islam sejak masa Nabi Muhammad Saw. Banyak
ulama dan cendekiawan islam yang muncul dari Madinah, di antaranya Imam Malik.[25][25]
Masjid Nabawi menjadi salah satu pusat pendidikan agama dari zaman nabi hingga
sekarang. Perguruan tinggi yang terkenal di Madinah yaitu Medina Islamic
University dan Thaiba University. Di Madinah terdapat tiga masjid
tertua dalam islam, yaitu Masjid Nabawi, Masjid Quba dan Masjid al-Qiblatain.
3. Baghdad
a. Kota Baghdad
menjadi salah satu kota metropolitan di era keemasan Islam pada masa Dinasti
Abbasiyah. Pembangunannya diprakarsai oleh Khalifah Abu Jafar Al-Mansur
(754-775 M), yang memindahkan pusat pemerintahan Islam dari Damaskus ke
Baghdad. Khalifah kedua dari Dinasti Abbasiyah itu, pada 762 M, menyulap kota
kecil Baghdad menjadi sebuah kota baru yang megah.
b.
Zaman keemasan
Baghdad terjadi selama masa kekhalifahan Harun al- Rasyid (786-809). Baghdad
saat itu menjadi saingan satu-satunya bagi Bizantium
c. Baghdad disebut
sebagai kota intelektual. Karena, di sana lahir banyak intelektual Muslim agung
yang mengembangkan ilmu pengetahuan, seperti bidang kedokteran, kimia, fisika,
biologi, matematika, astronomi, astrologi, farmakologi, gaografi, filsafat,
historiografi, sastra, seni, tafsir, hadis, fikih, teologi, bahasa, dan
tasawuf.
d.
Pada masa
Abbasiyah, di kota Baghdad juga berdiri akademi dan sekolah tinggi. Perguruan
tinggi yang terkenal adalah perguruan an Nizhamiyah, didirikan oleh Nizamul
Mulk (5 H) dan Perguruan Al Muntashir Billah (abad 7 H)
e. Bayt al-Hikmah merupakan lembaga keilmuan paling penting didirikan pada masa al-Ma’mun. Baghdad menjadi sebuah kota yang mengoleksi berbagai karya
keilmuan yang sangat agung.
f. Kejayaan kota
itu berakhir ketika dihancurkan oleh bangsa Mongol di bawah komando Hulagu Khan
dari Asia Tengah. Itu terjadi pada tahun 1258 M. Seluruh kekayaan kota
dihancurkan.
4.
Kairo
a. Sepanjang
sejarah, kota Kairo terus mengalami perluasan dan pembangunan, terutama pada
masa pemerintahan sultan Salahuddin Al-Ayubi. Di antara monumen Islam yang ada
di Kairo adalah mesjid jami’ Amru bin Ash dan mesjid Al Azhar. Kairo, kota
Afrika pertama yang dimasuki Islam ini. Sepanjang sejarah terkenal dengan
banyak mesjid, hingga biasa dijuluki dengan kota seribu menara. Disitu juga
banyak dibangun pasar, rumah sakit, taman, perpustakaan dan madrasah-madrasah
b. Kairo juga
banyak menghasilkan tokoh-tokoh ilmuwan terkenal dalam berbagai bidang. Dalam bidang
hukum Islam terkenal Imam Syafi’i, Imam mazhad fikih terbesar. Dalam bidang
linnguistik Arab terkenal Jalaluddin As-Suyuti yang terkenal dalam ilmu hadis,
tafsir dan ilmu Alquran. Dalam bidang kedokteran terkenal Daud Al-Inthaki.
Ilmuwan dalam bidang ilmu pasti dan alam, seperti Ibnu Haisam dan Ibnu Tunus.
c.
Bangunan
penting lain di bagian kota adalah: Hakimova masjid, madrasah dan makam Sultan
Ghaurího,dan paling terkenal Kairo Al-Azhar Masjid. masjid ini dibangun pada
970. Pada 988 didirikan universitas Al-Azhar. Ini adalah universitas tertua
yang masih berfungsi di dunia.
DAFTAR
PUSTAKA
Zuhairi Misrawi, 2009, Makkah; Kota
Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim (Jakarta: Kompas).
http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah
Samsul Munir Amin, 2009, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:
Amzah)
C. Edmund Bosworth, 2007. Historic Cities of The Islamic World ( Leiden: Brill,)
Peters,
Francis E, 1994.
The
Hajj: The Muslim Pilgrimage to Mecca and the Holy Places
(Princeton: Princeton University Press)
Amrullah Kandu, 2010. Ensiklopedi Dunia Islam, (Bandung:
Pustaka Setia)
Philip K. Hitti, 2010. History of The Arabs,(Jakarta:
Serambi)
Zuhairi Misrawi, 2009. Madinah; Kota Suci, Piagam
Madinah dan Teladan Muhammad Saw. (Jakarta: Kompas)
Kilau Baghdad di Era Abbasiyah Bataviase.co.id
[1][1]Zuhairi
Misrawi, Makkah; Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim (Jakarta:
Kompas, 2009), 129.
[2][2]http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah
[3][3]Ibid.
[4][4]
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2009), 282.
[7][7]
http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah
[8][8]
Peters, Francis
E, The Hajj: The Muslim Pilgrimage to Mecca and the Holy Places
(Princeton: Princeton University Press, 1994), 206.
[9][9]
Amrullah Kandu, Ensiklopedi Dunia Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010),
434.
[10][10]Philip
K. Hitti, History of The Arabs,(Jakarta: Serambi, 2010), 131.
[11][11]
Amrullah Kandu, Ensiklopedi, 435.
[12][12]Ibid.
[13][13]Zuhairi Misrawi, Madinah; Kota
Suci, Piagam Madinah dan Teladan Muhammad Saw. (Jakarta: Kompas,
2009), 289.
[25][25]Ibid.
1 komentar:
izin copy ya gan
Posting Komentar