Senin, 13 Mei 2013

GEJALA – GEJALA JIWA YANG DAPAT MEMPENGARUHI KEHIDUPAN MANUSIA



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu yang ingin mempelajari manusia. Manusia sebagai suatu kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Apa yang hendak di selidiki oleh psikologi ialah segala sesuatu yang dapat membarikan jawaban tentang apa sebenarnya manusia itu, mengapa ia berbuat/berlaku demikian, apa yang mendorongnya, berbuat demikian, apa maksud dan tujuannya ia berbuat demikian.
Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya. Jadi, dari tingkah laku itulah orang dapat mengetahui jiwa seseorang dan tingkah laku merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar. Pernyataan jiwa itu kita namakan gejala-gejala jiwa, diantaranya mengamati, menanggapi, mengingat, memikirkan, dan sebagainya. Dari itulah orang kemudia membuat defenisi : Ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Dan untuk lebih mengetahui tentang gejala-gejala jiwa apa saja yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Saya membuat makalah yang berjudul “GEJALA – GEJALA JIWA YANG DAPAT MEMPENGARUHI KEHIDUPAN MANUSIA”



BAB II
PEMBAHASAN

A.           Gejala – Gejala Jiwa Yang Dapat Mempengaruhi Kehidupan Manusia.
1.      Pengertian Ilmu Jiwa
Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala – gejala jiwa manusia. Adapun pengertian psikolagi menurut beberapa para ahli, diantranya :
1.      Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa, Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
2.      Menurut Plato dan Aristoteles, Psikologi  ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
3.      menurut Clifford T. Morga, Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.[2]
2.      Gejala – gejala yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
1.      Pengamatan
Pengamatan ialah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Kita mengamati sesuatu dengan menggunakan alat – alat indera kita. Yaitu :
·        Indera Penglihat
·        Indera Pendengar
·        Indera Pembau
·        Indera Perasa atau Pengecapan
·        Indera Peraba
·        Indera Keseimbangan
·        Indera Perasa urat daging (Kinestesi)
·        Indera Perasa Jasmaniah (Oragnis)
Syarat -  syarat terjadinya pengamatan ialah :
1.            Ada perhatian kita kepada perangsang itu.
2.            Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
3.            Urat Syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak. dan
4.            Kita dapat menyadari perangsang itu.
2.      Tanggapan
Secara garis besar dan bersifat umum. Tanggapan ialah gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah  mengamati. Menurut prosesnya. Tanggapan berlainan dengan pengamatan.
·        Perbedaan antara keduanya :
1.            Pengamatan masih memerlukan perangsang, sedang tanggapan tidak lagi.
2.            Pengamatan memerlukan tempat dan waktu tertentu, sedang tanggapan tidak lagi.
3.            Pengamatan lebih jelas dari pada tanggapan.
·        Persamaan antara keduanya
Keduanya berlangsung selama masih ada perhatian dan bersifat perseorangan.
1.      Tidak semua orang mengalami perbedaan antara pengamatan dan tanggapan semacam itu. ( Ada orang yang mempunyai tanggapan sama jelasnya dengan pengamatannya ). Orang semacam itu disebut, orang eidetis Gejalanya di sebut gejala eidetik.
Gejala ini sering terdapat pada :
a.              wanita
b.              anak – anak, dan
c.              seniman – seniman.
Menurut Helbart, tanggapan – tanggapan yang sudah berada didalam kesadaran kita, kita sebut bahan apersepsi. Proses penerimaan bahan baru dengan pertolongan tanggapan – tanggapan lama, yang berlangsung lama, yang berlangsung secara mekanis, kita sebut apersepsi.
3.      Ingatan
Daya jiwa kita ialah ingatan. Ingatan ialah suatu daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali  pengertian – pengertian atau tanggapan – tanggapan kita.
Ingatan ini dipengaruhi oleh :
1.            sifat perseorangan
2.            keadaan diluar jiwa kita (alam sekitar, keadaan jasmani, dan sebagainya)
3.            keadaan jiwa kita. (kemauan, perasaan dan sebagainya)
4.            umur kita.
Gangguan – gangguan ingatan ini banyak sekali. Dapat kita iktisarkan sebagai berikut :
  1. Lupa, Lupa ialah peristiwa tidak dapat mereproduksikan tanggapan – tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat. Daya ingatan kita tidak sempurna. Banyak hal – hal yang pernah diketahui, tidak dapat di ingat kembali atau dilupakan.[8]
  2. Amnesia ialah peristiwa tidak dapat mereproduksi tanggapan – tanggapan kita, karena ingatan kita tidak sehat. Misalnya karena geger otak. Pembagian Amnesia diantaranya :
a.                Paramnesi, ialah amnesia yang tidak begitu jauh dari ingatannya. Apa yang masih berada di samping ingatan kita masih dapat kita ingat.
b.                Autrogade, amnesia yang juga hal – hal yang sesudah terjadinya peristiwa itu terlupakan.
c.                Retrograde, amnesia yang juga hal – hal yang mundur. Artinya ia bukan hanya lupa kepada apa yang baru terjadi, tetapi juga hal – hal yang jauh sebelum peristiwa itu terjadi, terlupakan juga.
  1. Deya Vu ialah suatu peristiwa seakan-akan sudah pernah kenal sesuatu yang sebenarnya belum. (pengenalan tipuan).
  2. Jamais Vu ialah peristiwa seakan-akan belum pernah kenal kepada sesuatu yang sebenarnya suda. (lupa tipuan).
  3. Depersonalis ialah suatu peristiwa, seseorang tidak mengenal dirinya sendiri. Misalnya : seseorang berbuat sesuatu. Waktu ia ditegur, ia tidak dapat mengakui bahwa itu perbuatannya. Dan dikatakan bahwa itu perbuatan orang lain.
  4. Derealis ialah sesuatu peristiwa seseorang merasa asing didalam alamnya yang real, yang sebenarnya. Misalnya : orang yang sedang naik kapal sungguh, ia merasa itu hanya permainan saja. Lalu ia terjun ke laut, dan sebanarnya. Ada kemungkinan orang ini meninggal karena perbuatannya itu.
4.      Fantasi
Fantasi ialah suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yang baru. Jadi, dengan fantasi ini manusia dapat membentuk sesuatu yang sebelum ini belum ada, sehingga sesuatu yang baru itu merupakan suatu kreasi, meski dengan jalan bagai manapun juga.
5.      Berpikir
Berpikir ialah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan – hubungan antara ketahuan – ketahuan kita. Berpikir ialah suatu proses dialektis. Artinya, selama kita berpikir, fikira kita, kita mengadakan tanya jawab dengan fikiran kita, untuk dapat meletakkan hubungan – hubungan antara ketahuan kita itu. Dengan tepat. Pernyataan itulah yang memberi arah kepada fikiran kita.
Macam – macam kegiatan berfikir dapat kita golongkan sebagai berikut :
1.               Berpikir asosiatif. Yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak di tentukan atau di arahkan sebelumnya, jadi ide – ide timbul secara bebas.
2.               Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah di tentukan sebelumnya dan di arahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan.

6.      Inteligensi
Menurut W. Stern, inteligensi ialah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru. Menurut V. Hees, inteligensi ialah sifat kecerdasan jiwa. Menurut arah atau hasilnya, inteligensi ada dua macam, ialah :
1.                Inteligensi praktis, iaah inteligensi untuk dapat mengatasi suatu situasi yang sult dalam sesuatu kerja. Yang berlangsung secara cepat dan tepat.
2.                Inteligensi teoris, ialah inteligensi untuk dapat mendapat suatu fikiran penyelesaian soal atau masaalah dengan cepat dan tepat.
Factor – factor yang dapat mempengaruhi inteligensi ialah :
1.              Pembawaan, ialah segala kesanggupan kita yang telah kita bawa sejak lahir, dan tidak sama pada setiap orang.
2.              Kemasakan, Ialah saat munculnya sesuatu daya jiwa kita yang kemudian berkembang dan mencapai saat puncaknya
3.              Pembentukan, ialah segala faktor luar yang mempengaruhi inteligensi di masa perkembangannya. dan
4.              Minat, ialah yang merupakan motor penggerak dari inteligensi kita.
Memang kecerdasan / inteligensi seorang memainkan peranan yang penting dalam kehidupannya. Inteligensi bukan satu – satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain.
7.      Perasaan
Prof. Hukstra, memberi difinisi sebagai berikut : Perasaan adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang. Definisi lain : perasaan ialah suatu pernyataan jiwa, yang banyak bersifat sibyektif, untuk merasakan senang atau tidak senang, dan yang tidak bergantung kepada perangsang dan alat – alat indera.
Sifat – sifat perasaan, antara lain :
1.            senang dan tidak senang.
2.            kuat dan lemah
3.            lama dan tidak lama
4.            relatif. Dan
5.            tidak berdiri sendiri sebagai pernyataan jiwa.

8.      Kehendak atau kemauan
Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam. Dan tampak dari luar sebagai gerak – gerik. Dalam berfungsinya kehendak ini bertautan dengan fikiran dan perasaan.
Kesulitan – kesulitan dalam kemauan ada 3, yaitu :
1.            Tugas yang diterimanya tidak tertentu dan tidak jelas.
2.            Makin sulit sesuatu tugas, makin besar pula kemauan dan tenaga yang harus diberikan untuk tugas itu.
3.            Pekerjaan yang dilakukan secara cepat dan bersama – sama menambah daya kemauan.
9.      Motivasi
Seperti yang dikatakan oleh Sertain dalam bukunya Psykology Understanding of Human Behavior : Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam organisme yang mengarahkan tingkah laku / perbuatan kesuatu tujuan atau perangsang. Apa saja yang dibuat manusia yang penting maupun yang kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Motivasi adalah “pendorongan” : suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu.[20]
B.     Gejala – gejala campuran
  1. Perhatian, ialah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita, terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan menyampingkan ke daripada itu.
  2. Kelelahan, ialah semacam peringatan dari jiwa kita, kepada jiwa dan raga, bahwa jiwa dan raga telah mempergunakan kekuatan yang maksimal.
  3. Saran, ialah pengaruh terhadap jiwa dan laku seseorang dengan maksud tertentu, sehingga fikiran, perasaan dan kemauan terpengaruhi olehnya, dan menuruti saja pengaruh tersebut, tanpa dengan pemikiran pertimbangan lebih dulu.
Perhatian tidak diarahkan dengan tetap. Hal – hal yang mempengaruhi ialah :
    1. Keadaan jasmani. Lelah, lapar, pingsan, dan sebagainya.
    2. Keadaan rohani. Lelah, bingung, dan sebagainya.
    3. Lingkungan. Baru atau sudah dikenal.
    4. Bakatnya .Menurut tipe – tipe perhatiannya.


BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari makalah yang telah saya bahas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Dan gejala – gejala jiwa yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia yaitu:
-                    Pengamatan
-                    Tanggapan
-                    Ingatan
-                    Fantasi
-                    Berpikir
-                    Inteligensi (kecerdasan)
-                    Perasaan
-                    Kehendak dan kemauan
-                    Motivasi
Dan terdapat juga gejala – gejala campuran, yaitu :
-                    Perhatian
-                    Kelelahan
-                    Saran


DAFTAR PUSTAKA

Drs. M. Alisuf Sabri. Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya.CET.ke-4 2006

Dr. Kartini kartono. Psikolog Umum. Bandung: CV Mandar Maju.1990

Tidak ada komentar: