BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu yang ingin mempelajari manusia.
Manusia sebagai suatu kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Apa yang
hendak di selidiki oleh psikologi ialah segala sesuatu yang dapat membarikan
jawaban tentang apa sebenarnya manusia itu, mengapa ia berbuat/berlaku
demikian, apa yang mendorongnya, berbuat demikian, apa maksud dan tujuannya ia
berbuat demikian.
Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah
lakunya. Jadi, dari tingkah laku itulah orang dapat mengetahui jiwa seseorang
dan tingkah laku merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar.
Pernyataan jiwa itu kita namakan gejala-gejala jiwa, diantaranya mengamati,
menanggapi, mengingat, memikirkan, dan sebagainya. Dari itulah orang kemudia
membuat defenisi : Ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Dan untuk lebih mengetahui tentang gejala-gejala jiwa apa saja yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Saya membuat makalah yang berjudul “GEJALA –
GEJALA JIWA YANG DAPAT MEMPENGARUHI KEHIDUPAN MANUSIA”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gejala – Gejala Jiwa Yang Dapat
Mempengaruhi Kehidupan Manusia.
1.
Pengertian Ilmu Jiwa
Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala – gejala jiwa manusia.
Adapun pengertian psikolagi menurut beberapa para ahli, diantranya :
1.
Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa,
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
2.
Menurut Plato dan Aristoteles,
Psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa
serta prosesnya sampai akhir.
3.
menurut Clifford T. Morga, Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.[2]
2.
Gejala – gejala yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia.
1.
Pengamatan
Pengamatan
ialah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Kita mengamati
sesuatu dengan menggunakan alat – alat indera kita. Yaitu :
·
Indera Penglihat
·
Indera Pendengar
·
Indera Pembau
·
Indera Perasa atau Pengecapan
·
Indera Peraba
·
Indera Keseimbangan
·
Indera Perasa urat daging
(Kinestesi)
·
Indera Perasa Jasmaniah (Oragnis)
Syarat - syarat terjadinya pengamatan ialah :
1.
Ada perhatian kita kepada perangsang
itu.
2.
Ada perangsang yang mengenai alat
indera kita.
3.
Urat Syaraf sensoris harus dapat
meneruskan perangsang itu ke otak. dan
4.
Kita dapat menyadari perangsang itu.
2.
Tanggapan
Secara
garis besar dan bersifat umum. Tanggapan ialah gambaran pengamatan yang tinggal
di kesadaran kita sesudah mengamati. Menurut prosesnya. Tanggapan
berlainan dengan pengamatan.
·
Perbedaan antara keduanya :
1.
Pengamatan masih memerlukan
perangsang, sedang tanggapan tidak lagi.
2.
Pengamatan memerlukan tempat dan
waktu tertentu, sedang tanggapan tidak lagi.
3.
Pengamatan lebih jelas dari pada
tanggapan.
·
Persamaan antara keduanya
Keduanya berlangsung selama masih ada perhatian dan bersifat
perseorangan.
1.
Tidak semua orang mengalami
perbedaan antara pengamatan dan tanggapan semacam itu. ( Ada orang yang
mempunyai tanggapan sama jelasnya dengan pengamatannya ). Orang semacam itu
disebut, orang eidetis Gejalanya di sebut gejala eidetik.
Gejala ini sering terdapat pada :
a.
wanita
b.
anak – anak, dan
c.
seniman – seniman.
Menurut Helbart, tanggapan – tanggapan yang sudah berada
didalam kesadaran kita, kita sebut bahan apersepsi. Proses penerimaan bahan
baru dengan pertolongan tanggapan – tanggapan lama, yang berlangsung lama, yang
berlangsung secara mekanis, kita sebut apersepsi.
3.
Ingatan
Daya jiwa kita ialah ingatan. Ingatan ialah suatu daya jiwa
kita yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali pengertian –
pengertian atau tanggapan – tanggapan kita.
Ingatan
ini dipengaruhi oleh :
1.
sifat perseorangan
2.
keadaan diluar jiwa kita (alam
sekitar, keadaan jasmani, dan sebagainya)
3.
keadaan jiwa kita. (kemauan,
perasaan dan sebagainya)
4.
umur kita.
Gangguan – gangguan ingatan ini banyak sekali. Dapat kita
iktisarkan sebagai berikut :
- Lupa, Lupa ialah peristiwa tidak dapat mereproduksikan tanggapan – tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat. Daya ingatan kita tidak sempurna. Banyak hal – hal yang pernah diketahui, tidak dapat di ingat kembali atau dilupakan.[8]
- Amnesia ialah peristiwa tidak dapat mereproduksi tanggapan – tanggapan kita, karena ingatan kita tidak sehat. Misalnya karena geger otak. Pembagian Amnesia diantaranya :
a.
Paramnesi, ialah amnesia yang tidak
begitu jauh dari ingatannya. Apa yang masih berada di samping ingatan kita
masih dapat kita ingat.
b.
Autrogade, amnesia yang juga hal –
hal yang sesudah terjadinya peristiwa itu terlupakan.
c.
Retrograde, amnesia yang juga hal –
hal yang mundur. Artinya ia bukan hanya lupa kepada apa yang baru terjadi,
tetapi juga hal – hal yang jauh sebelum peristiwa itu terjadi, terlupakan juga.
- Deya Vu ialah suatu peristiwa seakan-akan sudah pernah kenal sesuatu yang sebenarnya belum. (pengenalan tipuan).
- Jamais Vu ialah peristiwa seakan-akan belum pernah kenal kepada sesuatu yang sebenarnya suda. (lupa tipuan).
- Depersonalis ialah suatu peristiwa, seseorang tidak mengenal dirinya sendiri. Misalnya : seseorang berbuat sesuatu. Waktu ia ditegur, ia tidak dapat mengakui bahwa itu perbuatannya. Dan dikatakan bahwa itu perbuatan orang lain.
- Derealis ialah sesuatu peristiwa seseorang merasa asing didalam alamnya yang real, yang sebenarnya. Misalnya : orang yang sedang naik kapal sungguh, ia merasa itu hanya permainan saja. Lalu ia terjun ke laut, dan sebanarnya. Ada kemungkinan orang ini meninggal karena perbuatannya itu.
4.
Fantasi
Fantasi ialah suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yang
baru. Jadi, dengan fantasi ini manusia dapat membentuk sesuatu yang sebelum ini
belum ada, sehingga sesuatu yang baru itu merupakan suatu kreasi, meski dengan
jalan bagai manapun juga.
5.
Berpikir
Berpikir ialah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan –
hubungan antara ketahuan – ketahuan kita. Berpikir ialah suatu proses
dialektis. Artinya, selama kita berpikir, fikira kita, kita mengadakan tanya
jawab dengan fikiran kita, untuk dapat meletakkan hubungan – hubungan antara
ketahuan kita itu. Dengan tepat. Pernyataan itulah yang memberi arah kepada
fikiran kita.
Macam
– macam kegiatan berfikir dapat kita golongkan sebagai berikut :
1.
Berpikir asosiatif. Yaitu proses
berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam
proses berpikir asosiatif tidak di tentukan atau di arahkan sebelumnya, jadi
ide – ide timbul secara bebas.
2.
Berpikir terarah, yaitu proses
berpikir yang sudah di tentukan sebelumnya dan di arahkan pada sesuatu,
biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan.
6.
Inteligensi
Menurut
W. Stern, inteligensi ialah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri
dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru. Menurut V. Hees,
inteligensi ialah sifat kecerdasan jiwa. Menurut arah atau hasilnya,
inteligensi ada dua macam, ialah :
1.
Inteligensi praktis, iaah
inteligensi untuk dapat mengatasi suatu situasi yang sult dalam sesuatu kerja.
Yang berlangsung secara cepat dan tepat.
2.
Inteligensi teoris, ialah
inteligensi untuk dapat mendapat suatu fikiran penyelesaian soal atau masaalah
dengan cepat dan tepat.
Factor
– factor yang dapat mempengaruhi inteligensi ialah :
1.
Pembawaan, ialah segala kesanggupan
kita yang telah kita bawa sejak lahir, dan tidak sama pada setiap orang.
2.
Kemasakan, Ialah saat munculnya
sesuatu daya jiwa kita yang kemudian berkembang dan mencapai saat puncaknya
3.
Pembentukan, ialah segala faktor
luar yang mempengaruhi inteligensi di masa perkembangannya. dan
4.
Minat, ialah yang merupakan motor
penggerak dari inteligensi kita.
Memang kecerdasan / inteligensi seorang memainkan peranan
yang penting dalam kehidupannya. Inteligensi bukan satu – satunya faktor yang
menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain.
7.
Perasaan
Prof. Hukstra, memberi difinisi sebagai berikut : Perasaan
adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu
menurut rasa senang dan tidak senang. Definisi lain : perasaan ialah suatu
pernyataan jiwa, yang banyak bersifat sibyektif, untuk merasakan senang atau
tidak senang, dan yang tidak bergantung kepada perangsang dan alat – alat
indera.
Sifat
– sifat perasaan, antara lain :
1.
senang dan tidak senang.
2.
kuat dan lemah
3.
lama dan tidak lama
4.
relatif. Dan
5.
tidak berdiri sendiri sebagai
pernyataan jiwa.
8.
Kehendak atau kemauan
Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai
sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam. Dan tampak dari luar
sebagai gerak – gerik. Dalam berfungsinya kehendak ini bertautan dengan fikiran
dan perasaan.
Kesulitan
– kesulitan dalam kemauan ada 3, yaitu :
1.
Tugas yang diterimanya tidak
tertentu dan tidak jelas.
2.
Makin sulit sesuatu tugas, makin
besar pula kemauan dan tenaga yang harus diberikan untuk tugas itu.
3.
Pekerjaan yang dilakukan secara
cepat dan bersama – sama menambah daya kemauan.
9.
Motivasi
Seperti yang dikatakan oleh Sertain dalam bukunya Psykology
Understanding of Human Behavior : Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks
didalam organisme yang mengarahkan tingkah laku / perbuatan kesuatu tujuan atau
perangsang. Apa saja yang dibuat manusia yang penting maupun yang kurang
penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada
motivasinya. Motivasi adalah “pendorongan” : suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu.[20]
B.
Gejala – gejala campuran
- Perhatian, ialah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita, terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan menyampingkan ke daripada itu.
- Kelelahan, ialah semacam peringatan dari jiwa kita, kepada jiwa dan raga, bahwa jiwa dan raga telah mempergunakan kekuatan yang maksimal.
- Saran, ialah pengaruh terhadap jiwa dan laku seseorang dengan maksud tertentu, sehingga fikiran, perasaan dan kemauan terpengaruhi olehnya, dan menuruti saja pengaruh tersebut, tanpa dengan pemikiran pertimbangan lebih dulu.
Perhatian tidak diarahkan dengan tetap. Hal – hal yang
mempengaruhi ialah :
- Keadaan jasmani. Lelah, lapar, pingsan, dan sebagainya.
- Keadaan rohani. Lelah, bingung, dan sebagainya.
- Lingkungan. Baru atau sudah dikenal.
- Bakatnya .Menurut tipe – tipe perhatiannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah yang telah saya bahas, dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Dan
gejala – gejala jiwa yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia yaitu:
-
Pengamatan
-
Tanggapan
-
Ingatan
-
Fantasi
-
Berpikir
-
Inteligensi (kecerdasan)
-
Perasaan
-
Kehendak dan kemauan
-
Motivasi
Dan
terdapat juga gejala – gejala campuran, yaitu :
-
Perhatian
-
Kelelahan
-
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Drs. M. Alisuf Sabri. Pengantar Psikologi Umum &
Perkembangan. Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya.CET.ke-4 2006
Dr. Kartini kartono. Psikolog Umum. Bandung: CV
Mandar Maju.1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar