BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan perkembangan
zaman ini. Kerap kali muncul masalah-masalah dalam etika, dimana
masalah tersebut muncul akibat menurunnya nilai-nilai moral dalam masyarakat.
Di antara masalah-masalah yang timbul salah satunya adalah masalah kenakalan
remaja yang mana dari hari kehari makin meningkat saja
Dalam etika islam, kenakalan di nilai menyimpang dari
moralitas dan merupakan perbuatan buruk yang seharusnya di hindari. Maka dari
itu butuh perhatian yang lebih serta penanganan yang tepat dalam memeperbaiki
tingkah laku para remaja ini, sehingga mereka bisa terselamatkan. Begitu
pentingnya peranan pemuda dan pemudi bagi berkembangnya suatu Negara, karena
mereka adalah salah satu penerus bangsa ini. Apa jadinya negeri bila penerusnya
saja bermasalah , mesti butuh penyuluhan yang tepat bagi mereka dan salah
satunya adalah dengan menanamkan nilai- nilai etika serta moralitas islami.
2. Rumusan Masalah
Persoalan-persoalan dalam etika.
3. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
4. Metode Penulisan
Kali ini penulis menggunakan
metode kepustakaan. Cara yang digunakan pada penelitian ini adalah Studi
Pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan
penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebebasan Manusia
1. Objek
Material Etika
Etika
mempunyai objek material perilaku atau perbuatan manusia yang secara sadar.
Jadi Pengertian bahwa etika berarti sikap untuk memahami pilihan-pilihan yang
seharusnya diambil diantara sekian banyak pilihan tingkah laku. Etika tidak
akan berguna tanpa dilandasi sikap tanggung jawab.
Tanggung
jawab hanya dapat dituntut apabila ada kebebasan untuk memilih :
a. Bebas dalam faham negatif dan positif
Bebas
apabila kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh suatu
paksaan dari atau keterikatan kepada orang lain.[[1]]
Faham ini disebut faham
negatif karena hanya bebas dari apa tetapi tidak ditentukan bebas untuk apa.
Seseorang
disebut bebas, apabila :
1.) Dapat menentukan sendiri tujuan-tujuannya
dan apa yang dilakukannya
2.) Dapat memilih antara
kemungkinan-kemungkinan yang tersedia baginya
3.) Tidak dipaksa/terikat untuk membuat
sesuatu yang tidak akan dipilihnya sendiri ataupun dicegah dari berbuat apa
yang dipilihnya sendiri, oleh kehendak orang lain, negara atau kekuasaan.
Faham negatif tentang
kebebasan mempunyai arti empirik yang jelas. Orang itu bebas kalau
kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh orang lain dengan
bentuk paksaan/tekanan. [[2]]
b. Tiga macam kebebasan
1.) Kebebasan Jasmaniah
Tidak adanya paksaan terhadap
kemungkinan-kemungkinan kita untuk menggerakkan badan kita. Yang melanggar
kebebasan jasmaniah hanyalah perasaan. [[3]]
2.) Kebebasan Kehendak
Kebebasan untuk menghendaki sesuatu
kesadaran moral yang berkembang penuh. Orang melakukan kewajibannya karena ia
sendiri setuju. Walaupun melakukan kewajiban dapat membawa pengorbanan, tetapi
setelah itu justru merasa bebas
c. Kebebasan yang bertanggung jawab
Kebebasan
ditantang kalau berhadapan dengan kewajiban moral. Sikap moral yang dewasa
adalah sikap bertanggung jawab. Tak mungkin ada tanggung jawab tanpa ada
kebebasan.
Kebebasan mempunyai arti :
1.) Kemampuan untuk menentukan diri sendiri
2.) Kemampuan untuk bertanggung jawab
3.) Kedewasaan manusia
4.) Keseluruhan kondisi yang memungkinkan
manusia untuk melaksanakan tujuan hidup.
2. Aliran tentang Kebebasan
a. Indeterminisme
b. Determinisme
Mengingkari semua kebebasan.
Jadi semua perbuatan manusia ditentukan bermacam-macam faktor
c. Manusia sebagai titik sentral
Menghubungkan determinisme
dengan kebebasan moral dan menekankan arti partisipasi manusia didalam alam
ini.
B. Tingkah Laku dan Kemauan Bebas
1. Tujuan Akhir manusia terdapat dalam
kebahagiaan sempurna, disebabkan memiliki Tuhan. Dapat tercapai dalam hidup
didunia, melainkan dalam kehidupan di akhirat. Hidup ini hanya merupakan
perantara suatu jalan untuk mencapai tujuan akhir. Kehidupan manusia terdiri
dari rangkaian perbuatan yang ada dibawah pengawasan manusia, hingga ia hidup
layak sebagaimana selayaknya derajat manusia.
Perbuatan ini dinamakan
tingkah laku. Tujuan hidup adalah bertingkah laku sedemikian rupa, hingga kita
dapat mencapai kebahagiaan sempurna. [[5]]
2. Pencapaian tujuan akhir harus tergantung
pada tingkah laku manusia dalam hidupnya.
3. Tingkah laku teridiri dari
perbuatan-perbuatan kemanusiaan. Perbuatan tersebut dikuasai manusia oleh
pengawasan yang sadar serta kemauan bebas, dan oleh sebab itu, manusia
bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
4. Perbuatan kemanusiaan bersifat Tiga Anasir.
a. Pengetahuan yang memberikan tujuan dan
jalan-jalannya, memberikan peritmbangna, menjaga perhatian serta kesadaran yang
diperlukan untuk menentukan kemauan. Pengetahuan adalah syarat bagi tindakan
kemauan yang sebenarnya
b. Kerelaan
kemauan yang menuntut
bahwa pelaksana mengetahui apa yang dikerjakan, dan menuntut pula bahwa
pelaksana mau mengerjakan
c. Kebebasan, manusia dapat memilih yang harus
diperbuatnya.
5. Kemauan Bebas
a. Suatu perbuatan dapat mengakibatkan baik
serta buruk.
b. Kerelaan
Positif, kalau seseorang mau
mengerjakan sesuatu.[[6]]
Negatif, kalau mau
meninggalkan sesuatu
c. Bagaimana supaya perbuatan dapat disebut Bebas.
1.) Maksud adalah aktual, apabila ada kemauan dengan sadar di saat pelaksanaan
perbuatan.
2.) Maksud adalah virtual, apabila kemauan sendiri tak ada lagi, melainkan
pelaksanaan perbuatan dipengaruhi oleh kemauan tadi.
3.) Maksud adalah habitual, apabila kemauan tak ada lagi, tak disangkal, tetapi tak
mempengaruhi lagi pelaksanaan perbuatan.
4.) Maksud interpretatif,
adalah maksud yang sebenarnya tak pernah ada, tetapi orang berpendapat bahwa
orang yang bersangkutan akan melaksanakan kemauan, kalau ia telah memikirkan
seluruh keadaan
Dibedakan antara cara-cara
menghendaki perbuatan sendiri dan cara-cara menghendaki perbuatan sendiri dan
cara-cara menghendaki akibatnya. Ada akibat yang memang dikehendaki sebagai
tujuan perbuatan, ada akibat yang terpaksa dihadapi dan tidak dimaksudkan. Hal
ini berjalan secara bersama-sama. Jika orang berusaha menyingkiri justru orang
tidak bisa hidup. Sebab itu orang tak selamanya harus[[7]] mencegah kejahatan atau keburukan. Dalam
keadaan-keadaan tertentu orang diperbolehkan melaksanakan perbuatan yang tidak
hanya menyebabkan akibat baik, tetapi juga yang buruk.
“Asas Akibat Rangka” yang diizinkan :
1.) Perbuatan itu sendiri tak boleh bersifat
jahat.
2.) Akibat baik tak boleh didapatkan dari
sebab jahat, karena kalau begitu yang jahat dikehendaki secara langsung, yaotu
sebagai jalan ke akbiat baik. Tujuan yang baik tidak membenarkan cara-cara yang
jahat.
3.) Akibat buruk/jahat, bukan maksud/tujuan
yang pokok.
4.) Alasan kuat, akibat baiknya lebih ”kuat”
dibandingkan akibat buruk, tak ada cara lain yang lebih tepat.
d. Beberapa Pengaruh yang Dapat mengubah
kebebasan
1.) Ketidaktahuan,
terhadap apa-apa saja yang seharusnya
diketahui. Dapat pula terjadi bahwa ketidak tahuan itu secara mutlak tak dapat
diatas atau paling tidak secara praktis tak dapat diatasi. Dalam keadaan ini
tidak mungkin ada kebebasan.
2.) Tidak adanya pengendalian hawa nafsu, emosi kuat dari daya keinginan. Hawa nafsu dapat timbul sebelum kemauan
kita mempengaruhinya. [[8]]
3.) Ketakutan, kegelisahan jiaw ayang disebabkan orang
melihat bahaya yang bakal datang.
4.) Kekerasan, adalah kekutan dari luar yang memaksa
kita mengerjakan sesuatu yang tidak kita kehendaki.
5.) Kebiasaan
yang diartikan cara tetap
pelaksanaan perbuatan. Kebiasaan itu diadakan oleh pengulangan perbuatan yang
serupa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa
sebuah perilaku tidaklah lepas dari kebebasan dan tanggung jawab. Keduanya
mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain dan mempunyai hubungan timbal
balik antara kedua pengertian itu. Pada dasarnya kebebasan dan tanggung jawab
tersebut memberikan efek dasar yang akan membentuk perilaku baik atau
buruk,tergantung dengan apa yang kita perbuat. Tidak mungkin kebebasan tanpa
tanggungjawab,sebaliknya tidak mungkin pula tanggungjawab tanpa kebebasan.
Dalam arti saat kita melakukan perilaku maka kita akan berada dalam suatu kebebasan,walaupun
demikian kita kan tetap bertanggungjawab atas perbuatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Zubair,ahmad charris.1995.kuliah Etika.Jakarta:PT.Raja Grafindo
persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar