Senin, 13 Mei 2013

MAKALAH BAHASA INDONESIA NOTASI ILMIAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebuah karya tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi yang berkaitan dengan tema atau topik karya ilmiah tersebut. Hal ini untuk menunjukkan kualitas baik atau tidaknya sebuah karya ilmiah. Semakin baik buku atau referensi yang dikutip maka semakin baik pula kualitas karya ilmiah tersebut.
Pada hakekatnya sebuah karya ilmiah disajikan bagi semua pembaca yang berkepentingan dengan karya tersebut atau bisa juga bagi pembaca yang ingin menambah wawasan keilmuanya. Seorang pembaca yang baik akan senantiasa mengkritisi apa yang ia baca, hal ini dilakukan dengan cara melihat referensi yang dimuat oleh sebuah karya ilmiah yang ia baca. Maka dari itu seorang penulis harus benar dalam menuliskan notasi ilmiah pada karya tulisnya.
Makalah ini akan mengulas sedikit mengenai pengertian notasi ilmiah, teknik-tekniknya, metode penulisannya beserta singkatan-singkatan yang dipakai dalam notasi ilmiah.

B.     Perumusan Masalah
Untuk memudahkan penyusunan makalah ini, dibuatlah dibuatlah rumusan masalah sebagaimana berikut :
  1. Apa definisi notasi ilmiah ?
  2. Apa saja teknik-teknik notasi ilmiah ?
  3. Cara-cara menulis footnote, inote dan endnote ?
  4. Apa singkatan ibid, op. cit dan loc. cit. ?

C.    Teknik Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan masalah tentang notasi ilmiah kami menggunakan sebuah literatur buku dan media internet dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

D.    Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun atas tiga bagian, yaitu :
  1. Bab I, memuat tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, teknik pemecahan masalah.
  2. Bab II, berisi tentang isi atau kajian inti dari makalah
  3. Bab III, berisi tentang intisari dari makalah dan kesimpulan dari kajian makalah.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Notasi Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah sistem lambing (tanda) yang menggambarkan blangan nada-nada dan ujaran. Proses pelambangan, nada atauujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang perlu diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu,. Secara ilmu pengetahuan. Jad notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambing (tanda) yang menggambarkan bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf. [[1]]

B.     Teknik-Teknik Notasi Ilmiah
Ada tiga teknik yang popular yang banyak digunakan di berbagai perguruan tinggi baik PTN maupun PTS, yakni sebagai berikut::
1.      Footnote
Footnote adalah catatan pada kaki halaman untuk menyatakan sumber kutipan, pendapat buah pikiran, fakta-fakta, atau ikhtisar. Footnote dapat juga brisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks, seperti keterangan wawancara, pidato di televisi, dan yang sejenisnya. Gelar akademik dan gelar kebangsawanan tidak disertakan serta nama pengarang atau penulis tidak dibalik.[[2]]
Penulisan nomor pada footnoted sesuai dengan nomor kutipan dengan menggunakan angka Arab, yaitu angka yang berasal dari ejaan Arab yang sekarang menjadi ejaan internasional (1,2,3, dan seterusnya) yang diketik naik setengah spasi. Footnote pada tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1 sampai dengan selesai dan dimulai dengan nomor satu lagi pada bab-bab berikutnya.[[3]]
Urutan Penulisan footnote antara satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi yang lain berbeda karena pada umumnya, karena setiap perguruan tinggi memiliki pedoman penulisan masing-masing.
Footnote yang merupakan rujukan ditulis berdasarkan cara berikut ini.
a.       Nama pengarang tanpa dibalik urutannya, diikuti koma.
b.      Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
c.       Judul karangan dicetak miring tidak diikuti koma
d.      Nama penerbit dan angka tahun diapit tanpa kurung dikuti koma.
e.       Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri titik (.).[[4]]
Contoh-contoh footnote
a.       Footnote diambil dari buku :
12 Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to Word Strucuture in Generative Grammar, (Cambridge, Massachusetts: Blackwell Publishers, 1993), hlm. 81.
b.      Footnote dari majalah
16 Ahmad Ta’rifin, “Menimbang Paradigma Liberalisme dalam Praktik Persekolahan” (Pekalongan: Forum Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam STAIN Pekalongan, No. 1 Juni, III, 2005), hlm. 123.
c.       Footnote dari surat kabar
17 Rokhmah Sugiarti, “Meluruskan Mitos Jari-jari Perempuan” (Semarang: Suara Merdeka, 29 Mei 2000), hlm. 7.
d.      Footnote dari makalah
18 Din Syamsuddin, “Peranan Golkar dalam Pendidikan Politik Bangsa”, Makalah Disampaikan dalam Seminar Nasional Peranan Pendidikan Islam dalam Pendidikan Politik di Indonesia yang Diselenggarakan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 19-21 Mei 1996.
e.       Karangan yang tidak diterbitkan, seperti skripsi, tesis, dan disertasi
19 Afdol Tharik Wastono, “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab” (Jakarta: Tesis Magister umaniora, Perpustakaan UI, 1997), hlm. 82.
f.       Pidato di televisi
22 Penjelasan A. Latief dalam siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TVRI, Selasa, 4 Agustus 1987 pukul 20.35 WIB.[[5]]
2.      Innote
Pada teknik ini, sumber kutipan ditulis atau diletakkan sebelum bunyi kutipan atau diletakkan dalam narasi atau kalimat sehingga menjadi bagian dari narasi atau kalimat. Pada innote ketentuannya adalah sebagai berikut.
a.       Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan
b.      Menulis nama akhir pengarang
c.       Mencantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung
d.      Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung.
Contoh :
Perkembangan bahasa merupakan hal yang sangat urgen dalam tahap perkembangan jiwa anak, menurut Yule (1996: 178 – 180), perkembangan bahasa dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu (1) tahap pralinguistik (pre-language Stages); (2) tahap satu kata, satu frasa (the one-word or holophrastic, stage); (3) tahap dua kata, satu frasa (the two – word stage); dan (4) tahap menyerupai telegram (telegraphic speech).[[6]] 
3.      Endnote
Pada teknik endnote, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut.
a.       Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan
b.      Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung
c.       Menulis nama akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung dan akhirnya diberi titik.
Contoh :
Ada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa pada waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun. Akan tetapi sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak mampu berkomunikasi dengan ibunya.
Demikian juga orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak seolah-olah sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970 : 130).[[7]]

C.    Penulisan Ibid, op.cit, dan loc. cit.
Singkatan ini digunakan untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam footnote. Penulisan harus memperlihatkan persyaratan baku yang sudah lazim.
  1. Ibid
a.       Ibid singkatan kata ibidium berarti di tempat yang sama dengan diatasnya.
b.      Ibid ditulis dibawah catatan kaki yang mendahuluinya
c.       Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya.
d.      Ibid diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik.
e.       Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisan : ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh :
4 Hernomo, Mengikat Mana, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 109-130.
5 Ibid., 133-145.[[8]]
2.      op. cit. (ofere citato)
3.      loc. cit (loco citato)
a.       Loc. cit singkatan loco citato, berarti di tempat yang telah disebutkan,
b.      Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esa, jurnal, ensiklopedi, atau majalah, dan telah diselingi sumber lain .
c.       Jika halaman sama kata loc.cit tidak diikuti nomor halaman, jika halaman berbeda kata loc. cit diikuti nomor
d.      Menyebutkan nama famili (keluarga) pengarang.
Contoh :
a.       Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi“, Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1-15
b.      Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurum Imm, (Jakarta : Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1-40
c.       Suwandi, loc.cit.[[9]]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jadi, notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan, nada atau ujaran dengan tanda huruf.
1.      Teknik-Teknik Notasi Ilmiah
a.       Footnote (catatan kaki)
Cara-cara menulis footnote:
-      Nama pengarang tanpa dibalik urutannya, diikuti koma.
-      Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
-      Judul karangan dicetak miring tidak diikuti koma
-      Nama penerbit dan angka tahun diapit tanpa kurung dikuti koma.
-      Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri titik (.).
b.      Innote (Sumber kutipan ditulis atau diletakkan sebelum bunyi kutipan atau diletakkan dalam narasi atau kalimat sehingga menjadi bagian dari narasi atau kalimat)
Cara-cara menulis innote
-      Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan
-      Menulis nama akhir pengarang
-      Mencantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman didalam kurung.
-      Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung.
c.       Endnote (Catatan Akhir)
Cara-cara menulis endnote
-      Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan
-      Menampilkan kutipan baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung
-      Menulis nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung dan akhirnya diberi titik.
2.      Penulisan Ibid, Op. Cit. dan Loc. Cit
Singkatan ini digunakan untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam footnote. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang sudah lazim.



DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 2003. Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Karyanto, Umum Budi. 2007. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: STAIN Press.
HS. Widjono.. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Widiasarana.




[1] J.S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asia dalam Bahasa Indonesia. hal. 244.
[2] Umum Budi Karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, hal. 81.
[3] Ibid
[4] Widjono H.S, Bahasa Indonsia, hal. 69.
[5] Karyanto, op. cit., 84-87
[6] Umum Budi Karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, hal. 88-89
[7] Ibid., h. 89-90.
[8] Widjono HS. Bahasa Indonesia. Hal. 69-70
[9] Ibid., 70-71

2 komentar:

Jatipuji A mengatakan...

Saya telah membaca postingan ini, isinya menjadi referensi untuk saya belajar. Terima kasih.

Hani mengatakan...

Terimakasih, sangat bermanfaat. Semoga tetap semangat menulis :)