PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan bermasyarakat setiap individu mempunyai beragam karakter dalam
melakukan transaksi kehidupan semisal berkomunikasi dan berinteraksi dengan
sesama. Dari zaman pertama hingga sekarang ini peruatan tingkah laku manusia
dalam bertindak tentu mengalami beberapa fase yang naik turun dan
perkembangannya juga pesat. Secerdas-cerdasnya, sepintar-pintarnya manusia,
ketika hidup di dunia ini pasti membutuhkan orang lain. Contohnya adalah kami
sebagai seorang mahasiswa. Agar proses perkuliahan dapat berjalan dengan baik
maka kami membutuhkan seorang dosen yang mengajar dan memberikan petunjuk. Kami
juga membutuhkan karyawan agar proses administrasi dapat berjalan lancar. Tidak
ketinggalan juga seorang tukang satpam yang tentu saja mempunyai peran besar
atau kecil dalam menentukan kesuksesan kelak.
Memperhatikan
kenyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk bisa meraih kesuksesan
dan keterampilan maka kita memerlukan keperluanberinteraksi dengan orang lain.
Dari segi inilah pentingnya psikologi umum atau sosial. Psikologi umum
sejatinya memang memberikan dampak yang positif bagi yang mempelajarinya karena
akan mampu mengerti bagaimana cara bertindak dalam kehidupan masyarakat dan
mempelajari apa yang terjadi dalam masyarakat lingkungannya secara umum. Untuk
pribadi individunya sendiri perilaku yang semakin berkembang ini menjadi bahan
kajian.
Dari
permasalahan yang tersebut inilah psikologi menjadi salah satu ilmu yang patut
dipelajari dan dicermati secara mendalam. Permasalahan diatas memberikan
kesadaran kami untuk mengulasnya kedalam sebuah makalah untuk mendapatkan
secara gamblang tentang psikologi.
PEMBAHASAN
Psikologi juga merupakan ilmu tentang perilaku atau
aktivitas-aktivitas individu ( Branca, 1964; Morgan, dkk,1984 dan Marquis,
1957). Perilaku tersebut dalam pengertian luas, yaitu perilaku yang tampak dan
tidak tampak. Ada perbedaan dalam pandangan mengenai perilaku yakni pertama
adalah perilaku adalah respons dari sebuah stimulus dan pandangan lainnya
adalah perilaku adalah individu mempunyai kemampuan untuk menentukan perilaku
yang diambilnya. Yang pertama adalah aliran behavioris dan yang kedua aliran
kognitif.
Skinner (1976) membedakan perilaku menjadi 2 yaitu perilaku
yang alami (innate Behavior) dan perilaku operan ( Operant behavior). Perilaku
alami adalah perilaku yang dibawa sejak organism dilahirkan yaitu berupa
refleks dan insting-insting. Perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk
melalui proses belajar.
Pembentukan
perilaku.
Diatas telah dijelaskan adalah perilaku manusia sebagian
adalah karena dibentuk. Berkaitan hal itu maka persoalannya adalah bagaimana
cara membentuk suatu perilaku .
- Cara pembentukan perilaku dengan
kondisioning atau kebiasaan.
Perilaku
terbentuk oleh kebiasaan yang dilakukan atau oleh lingkungan yang akan secara
naluri akan mempengaruhi karakter dan perilaku seseorang. Inilah yang terkadang
menjadikan orang satu dengan yanglain dan berlainan daerah mempunyai perilaku
yang berbeda-beda.
-
Pembentukan perilaku dengan pengertian
(insight).
Contoh
mudahnya adalah kalau kuliah jangan sampai terlambat karena hal itu akan
mengganggu teman-teman yang lain. Bila naik motor harus pakai helm, karena helm
sebagai alat untuk keamanan diri. Cara ini memberikan pengajaran perilaku
dengan pengertian.
- Pembentukan perilaku dengan
menggunakan model atau contoh.
Contoh
atau panutan adalah cara yang selanjutnya. Banyak individu yang mempunyai
kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang yang disukainya,
digemari atau panutannya. Dalam hal ini islam memberikan contoh yakni perbuatan
manusia hendaknya menjadikan nabi Muhammad Saw sebagai panutan dalam berbuat.
Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga
manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Teori insting
Insting merupakan perilaku yang
alamim perilaku bawaan dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
b. Teori dorongan
Bila seseorang mempunyai keinginan
atau kebutuhan maka hal ini yang akan membuat orang tersebut akan melakukan
sebuah perilaku untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Hal inilah yang melandasi
teori dorongan ini.
c. Teori insentif
Hadiah, imbalan ataupun pujian juga
mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Ini yang
dimaksudkan oleh teori insentif ini. timbal balik setelah melakukan sebuah
perilaku.
d. Teori atribusi
Teori ini menjelaskan tentang
sebab-sebab perilaku seseorang apakah karena keadaan internal atau eksternal.
e. Teori kognitif
Ini penggambaran dari suatu keadaan
seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang
bersangkutan akan memilij alternatif perilaku yang akan membawa manfaat yang
sebesar-besarnya bagi orang tersebut.
Masalah Prilaku Manusia dalam lingkungannya
Saat
membicarakan masalah perilaku tampak jelas bagaimana peran lingkungan terhadap
perilaku manusia.
1. Manusia sebagai makhluk berkembang.
Manusia adalah makhluk hidup dapat
ditinjau dari berbagai macam segi sesuai dengan sudut tinjauan dalam
mempelajari manusia itu. Oleh karena itu tinjauan mengenai manusia dapat
bermacam-macam, misal manusia sebagai makhluk budaya, manusia sebagai makhluk
sosial, manusia sebagai makhluk yang dapat dididik, manusia sebagai makhluk yang
berkembang dan sebagainya. Intinya adalah
a.
Manusia itu dapat mengalami
perubahan-perubahan sebagai akibat dari perkembangan pada diri manusia itu.
b. Dalam perkembangan manusia itu factor pembawaan dan factor
lingkungan secacra bersama-sama mempunyai peranan, walaupun tidak mengingkari
adanya teori-teori yang lain.
2. Manusia sebagai makhluk individual
dan sosial
Manusia sebagai makhluk sosial,
adanya hubungan manusia dengan sekitarnya, adanya dorongan pada manusia untuk
mengabdi pada masyarakat. Manusia sebagai makhluk berketuhanan atau religi
adanya hubungan manusia dengan Sang pencipta, kekuatan yang ada di luar
dirinya. Jelasnya manusia tidak bisa hidup sendiri dan butuh lingkungan
sekitar.
3. Beberapa macam hubungan manusia dengan
lingkungan.
Bagaimana hubungan manusia dengan
lingkungan sosial tidak hanya berjalan searah dalam arti hanya lingkungan saja
yang mempunyai pengaruh terhadap individu namun juga individu dapat membentuk
hubungan timbal balik. Seperti hal-hal berikut ini :
a. Individu menolak lingkungan.
Yaitu
bila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dalam keadaan tersebut
individu dapat memberikan pengaruh atau bentuk sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh individu tadi. Namun hal ini tidaklah mudah. Sebagai contoh
bagaimana seorang Nabi Muhammad Saw yang berada dalam lingkungan kaum jahiliah
dan perlu pengorbanan dan kesabaran dalam merubahnya menjadi lingkungan yang
sesuai dengan apa yang diharapkan.
b. Individu menerima lingkungan
Yaitu
keadaan yang cocok dengan individu tersebut sehingga menjadikan dia lebih
nyaman dalam berkomunikasi dengan sosial lingkungannya.
c. Individu bersikap netral atau status
kuo.
Yaitu
apabila individu tidak cocok dengan keadaan lingkungan, tetapi individu tidak
melakukan langkah-langkah bagaimana sebaiknya. Individu bersikap diam saja.
Dipandang dari segi kemasyarakatan sikap yang demikian ini sebenarnya tidak
diharapkanm karena bagaimanapun individu dapat mengambil langkah-langkah
bagaimana sebaiknya sekalipun mungkin hal tersebut tidak dapat memenuhi
harapannya.
Sikap Individu Dalam Lingkungannya
Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya.
Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang
individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku
manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk
menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu
sama lain.
Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku
manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis.
Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya,
penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam
menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
1.
Penekanan.
Pendekatan kognitif
menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu
tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.
Pendekatan penguatan
(reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku
manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat
menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.
Pendekatan
psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan
sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang
berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.
2.
Penyebab Timbulnya Perilaku
Pendekatan kognitif,
perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur
kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.
Pendekatan reinforcement
menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum
terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.
Menurut pendekatan
psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang
dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.
3.
Proses.
Pendekatan kognitif
menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental,
yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak
sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang
dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.
Pendekatan reinforcement,
lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan
oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan
kecenderungan perilaku masa mendatang.
Dalam pendekatan
psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh
Ego dibawah pengamatan Superego.
4.
Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku.
Pendekatan kognitif
tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu
hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari
pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan
proses masuknya dalam sistem.
Teori reinforcement
bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu
adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.
Menurut pendekatan
psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif
penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego
ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.
5.
Tingkat dari Kesadaran.
Dalam pendekatan
kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan
mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan
sangat penting.
Dalam teori reinforcement,
tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental
dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan
kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat
saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir
dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.
Pendekatan
psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar.
Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.
6.
Data.
Dalam
pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada
dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
Pendekatan
reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik
yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana
teknologi.
Pendekatan
psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti
penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi
bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.
KESIMPULAN
Hubungan
manusia dengan lingkungannya selalu dipengaruhiberbagai aspek. Semua yang berada di lingkungan fisik di sekitar manusiaakan mempengaruhi manusia
secara psikologis. Sudah banyak penelitianyang telah dilakukan untuk membuktikan hal tersebut.
Karena lingkungantempat hidup merupakan
salah satu aspek pembentuk manusia selamahidupnya.
Dalam hubungan manusia
dengan lingkungannya telah dijelaskanbagaiman
manusia dengan lingkungannya telah mempengaruhi satu denganlainnya. Dengan kata
lain mereka telah tergantung antara satu dengan lain.hal ini juga telah
diperkuat pendapat oleh berbagai pihak.
DAFTAR
PUSTAKA
Walgito, Bimo.2003. Psikologi
sosial (suatu Pengantar). Andi Offset. Yogyakarta
Sarwono Sarlito W.1995. Pengantar Psikologi Umum.
Rajawali Pers. Jakarta
……………… 1995. Teori-teori
Psikologi Sosial. Rajawali Pers. Jakarta
Rahman Shaleh, Abdul. Psikologi. Kencana Prenada Media
Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar